Dermaga ini menjadi saksi
betapa lukanya hati
saat cinta yang dibajai
dihujani duri-duri
Merpati yang ku lepaskan
berusaha untuk kembali
mengikat hati dengan janji
milik-Mu Ya Rabbi
Wahai diri yang hilang
kembalilah alunkan syair
musafir atma mencari cahaya
walau sekilas cuma
Duduk antara dua sujut
jari telunjuk lurus
kifarahlah hamba ini
moga nanti dengan izin-Mu
layak ku langkaui
pintu taubat-Mu
Ya Ghafur..
rerun circa 2001
Kuala Lumpur
Note: Keredhaan Allah s.w.T. diimpikan.
Sunday, September 18, 2005
Saturday, September 17, 2005
Bayang
Entah kenapa aku jadi rindu
Ku cari jernih mata mu
Ku hayati lembut tutur mu
Ku perhati gerak geri mu
Lantas aku cuba dekati bayangan mu
Namun bayang itu adakalanya
Terlalu cepat mendahului ku
Kadang terlalu lewat membelakangi ku
Akhirnya aku sedari
Bayang hanya satu ilusi
Menemani perjalanan ku
Agar aku tidak terlalu sunyi
rerun circa 1999
Universiti Malaya
Note: Tidak semua persoalan jawapannya mengikut logik akal.
Ku cari jernih mata mu
Ku hayati lembut tutur mu
Ku perhati gerak geri mu
Lantas aku cuba dekati bayangan mu
Namun bayang itu adakalanya
Terlalu cepat mendahului ku
Kadang terlalu lewat membelakangi ku
Akhirnya aku sedari
Bayang hanya satu ilusi
Menemani perjalanan ku
Agar aku tidak terlalu sunyi
rerun circa 1999
Universiti Malaya
Note: Tidak semua persoalan jawapannya mengikut logik akal.
Friday, September 16, 2005
Sajak Yang Ingin Dilupakan
Telah diputuskannya
Janji cinta seseorang
Di suatu masa
Di suatu tempat
Namun jiwanya
Masih di situ
Circa 1999
Universiti Malaya
Note: Apa yang ingin dilupa, itu yang sering teringat.
Janji cinta seseorang
Di suatu masa
Di suatu tempat
Namun jiwanya
Masih di situ
Circa 1999
Universiti Malaya
Note: Apa yang ingin dilupa, itu yang sering teringat.
Thursday, September 15, 2005
Aku, Hamka dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Aku tidak pernah kenal cinta
Namun aku pernah diajar
Betapa indahnya unggu
Betapa cemburunya merah jambu
Dan betapa peritnya rindu
Ku lihat Hamka dan indah tulisannya
Dan aku kadang terbawa bersama
Dalam kasihnya yang satu buat Ilahi
Dan di bahtera itu aku tenggelam bersama
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Bukankah kita belajar dari setiap luka
Agar tidak terluka lagi
Bukankah kita belajar dari setiap cerita
Yang cinta manusia tak kekal lama
Yang kekal hanyalah Allah dan kerajaan-Nya
Circa 2002
Kuala Lumpur
Note: Cintakan bunga, bungakan layu. Cintakan manusia, manusiakan pergi. Cinta Ilahi, kekal abadi.
Namun aku pernah diajar
Betapa indahnya unggu
Betapa cemburunya merah jambu
Dan betapa peritnya rindu
Ku lihat Hamka dan indah tulisannya
Dan aku kadang terbawa bersama
Dalam kasihnya yang satu buat Ilahi
Dan di bahtera itu aku tenggelam bersama
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Bukankah kita belajar dari setiap luka
Agar tidak terluka lagi
Bukankah kita belajar dari setiap cerita
Yang cinta manusia tak kekal lama
Yang kekal hanyalah Allah dan kerajaan-Nya
Circa 2002
Kuala Lumpur
Note: Cintakan bunga, bungakan layu. Cintakan manusia, manusiakan pergi. Cinta Ilahi, kekal abadi.
Wednesday, September 14, 2005
Walid
Kita sering duduk berdua
Di waktu dan ruang yang sama
Tanpa sepatah bicara
Bersama kebisuan suasana
Pernah terlintas di benakku
Apakah yang ada di benakmu?
Adakah sama denganku?
Menanti pembuka bicara bisu?
Sesekali ku mencuri pandang
Mencari persamaan yang ada
Pada wajahmu dan wajahku
Pada sikapmu dan sikapku
Sambil merenung anak jariku
Dalam diam aku mengakui
Banyak sifat dan sikapmu ku warisi
Tapi kenapa kita tidak serasi?
Aku sering rasa terasing
Lantas ku asingkan diri
Membina tembok antara kita
Membunuh kemesraan yang entah ke mana
Adakalanya ingin ku selami hatimu
Agar dapat ku ketahui
Sayangkah kau kepadaku?
Selama usiaku tak pernah
Terdengar kata sayang darimu
Ketika ku melangkah kaki
Meninggalkan naunganmu
Untuk belajar berdikari
Kau pegang tanganku
Ku sambut dan ku cium
Katamu "Kau telah dewasa
bukan puteri kecil yang dulu
ku gendong ke sana-sini
ku canangkan ke seluruh alam
inilah puteri tunggalku"
Tersipu aku mendengar bicaramu
Kemudian ku renung anak matamu
Ku lihat butiran jernih
bergenang di kelopaknya
Tersenyum kau dan aku
Menyembunyi rasa
Pesanmu penamat bicara
"Setiap langkahmu kau bawa
bersama maruah diri, keluarga,
agama dan bangsa.
Jagalah ia kerana bersamanya
berserta maruah Walidmu"
2 JamadilAkhir 1420
12 September 1999
8.10 am
Note: Sajak ini ku tulis khas buat Walidku (ayahku) Ma'arop Bin Abdullah (4 Januari 1948 - 8 september 2005) dan ku hadiahkan kepadanya pada sambutan hari lahirnya yang ke-52 tahun pada tahun 2000. Semoga Allah s.w.T mencucuri Rahmat dan kasih sayang-Nya kepada rohnya.
Di waktu dan ruang yang sama
Tanpa sepatah bicara
Bersama kebisuan suasana
Pernah terlintas di benakku
Apakah yang ada di benakmu?
Adakah sama denganku?
Menanti pembuka bicara bisu?
Sesekali ku mencuri pandang
Mencari persamaan yang ada
Pada wajahmu dan wajahku
Pada sikapmu dan sikapku
Sambil merenung anak jariku
Dalam diam aku mengakui
Banyak sifat dan sikapmu ku warisi
Tapi kenapa kita tidak serasi?
Aku sering rasa terasing
Lantas ku asingkan diri
Membina tembok antara kita
Membunuh kemesraan yang entah ke mana
Adakalanya ingin ku selami hatimu
Agar dapat ku ketahui
Sayangkah kau kepadaku?
Selama usiaku tak pernah
Terdengar kata sayang darimu
Ketika ku melangkah kaki
Meninggalkan naunganmu
Untuk belajar berdikari
Kau pegang tanganku
Ku sambut dan ku cium
Katamu "Kau telah dewasa
bukan puteri kecil yang dulu
ku gendong ke sana-sini
ku canangkan ke seluruh alam
inilah puteri tunggalku"
Tersipu aku mendengar bicaramu
Kemudian ku renung anak matamu
Ku lihat butiran jernih
bergenang di kelopaknya
Tersenyum kau dan aku
Menyembunyi rasa
Pesanmu penamat bicara
"Setiap langkahmu kau bawa
bersama maruah diri, keluarga,
agama dan bangsa.
Jagalah ia kerana bersamanya
berserta maruah Walidmu"
2 JamadilAkhir 1420
12 September 1999
8.10 am
Note: Sajak ini ku tulis khas buat Walidku (ayahku) Ma'arop Bin Abdullah (4 Januari 1948 - 8 september 2005) dan ku hadiahkan kepadanya pada sambutan hari lahirnya yang ke-52 tahun pada tahun 2000. Semoga Allah s.w.T mencucuri Rahmat dan kasih sayang-Nya kepada rohnya.
Thursday, September 1, 2005
Intifada
Inilah kisah perjuangan
Nilainya hanya di sisi Tuhan
Tidak gentar mati
Indahnya syahid jiwa
Fakir harta tidak mengapa
Asal maruah agama terbela
Dalam dada penuh berkobar
Amanah Tuhan tiada nilai harganya
21042005
Kuala Lumpur
Note: Hanya pejuang tahu manisnya perjuangan.
Nilainya hanya di sisi Tuhan
Tidak gentar mati
Indahnya syahid jiwa
Fakir harta tidak mengapa
Asal maruah agama terbela
Dalam dada penuh berkobar
Amanah Tuhan tiada nilai harganya
21042005
Kuala Lumpur
Note: Hanya pejuang tahu manisnya perjuangan.
Subscribe to:
Posts (Atom)